Sunday, 22 May 2016

Lobak Berpahala

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Salam Pembaca sekalian.
Pertama yang paling utama saya ucapkan terima kasih kepada anda yang sudi kiranya membaca tulisan saya ini, mudah – mudahan dengan adanya tulisan ini dapat menjadikan diri penulis dan pembaca sekalian menjadi lebih baik lagi, mungkin tidak berpanjang lembar saya mengawali tulisan ini dari mobilitas penulis yang mengharuskan bepergian ke mana mana dan tentunya terkadang melewati jalan raya yang aspalnya tidak begitu baik dan penulis teringat cerita yang pernah penulis dengar dari sebuah pengajia yang penulis sendiri sudah lupa kapan dan dimana mendengarkan cerita tersebut.
Nah mungkin langsung saja, sesuai dengan judul di atas “lobak Berpahala” penulis akan memaparkan ceritanya, disuatu desa ada seorang guru agama. Guru agama tersebut setiap harinya berangkat menuju sekolahnya menggunakan angkutan desa, di perjalanan menuju sekolah beliau sudah biasa merasakan sakitnya perjalanan yang penuh akan lobak jadi setiap harinya jika angkutan desa melewati lobak saat itu pula dia beristigfar rutinitas itu di rasakannya sudah dalam beberapa tahun sejak dia mulai mengajar di sekolah tersebut.

Dalam keadaan lainnya kepala daerah setempat merasakan hal demikian pula ketika melewati jalan tersebut maka beliau langsung memerintahkan untuk memperbaiki jalan tersebut, seminggu berlalu maka langsunglah pekerjaan perbaikan jalan dimulai lobak – lobak  yang dulunya pernah ada sekarang sudah tidak ada lagi dan akhirnya keadaan jalanpun menjadi baik sekali. Sang guru agama ketika dalam keadaan yang sama mengeluhkan perubahan jalan yang dulunya penuh dengan lobak menjadi mulus, guru agama itupun bertanya kepada warga setempat siapa yang memperbaiki jalan tersebut, setelah bertanya kesana kemari guru tersebut akhirnya tau bahwa perbaikan jalan ini dikarenakan kepala daerah yang melakukan kunjungan ke desa tersebut merasakan tidak nyaman dengan keadaan jalan tersebut. Sang guru pun mencari informasi mengenai jadual kunjungan kepala daerah tersebut ke desa. Maka diketahuilah minggu depan kepala daerah tersebut akan berkunjung lagi sang guru pun berniat untuk bertemu dengan kepala daerah, satu minggu berlalu kepala daerah pun akhirnya tiba di desa datanglah sang guru tersebut di keramaian dengan suara lantang beliau memanggil kepala daerah dan menyampaikan bahwa kepala daerah itu mengurangi pahala ku katanya, bingunglah kepala daerah tersebut dikarenakan orang yang tidak dikenalnya ini mengapa dapat mengemukakan hal demikian. maka sang guru pun menceritakan bahwa semenjak lobak – lobak yang ada dijalan menuju sekolah itu tidak ada lagi sang guru jadi jarang mengucapkan istigfar karena dulunya dengan adanya lobak tersebut sang guru terkejut dan mengucapkan istigfar dan tentunya ucapannya tersebut diharapkan mendapatkan pahala. Semenjak jalanan menjadi mulus tanpa lobak maka pahalanya pun berkurang, itulah yang dia keluhkan kepada kepala daerah setempat.

Mungkin itu sedikit cerita yang dapat penulis sampaikan. Tulisan diatas sedikit banyaknya terilhami dari cerita yang pernah penulis dengarkan di sebuah kajian. Semoga dengan adanya cerita ini dapat sedikit menambah keimanan kita terkait pentingya bersyukur, karena dengan adanya lobak maka kita tentunya sering mengucapkan istigfar dan tentunya mengingat allah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.