Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh,
Salam Pembaca sekalian.
Pertama yang paling
utama saya ucapkan terima kasih kepada anda yang sudi kiranya membaca tulisan
saya ini, mudah – mudahan dengan adanya tulisan ini dapat menjadikan diri
penulis dan pembaca sekalian menjadi lebih baik lagi, mungkin tidak berpanjang
lembar saya mengawali tulisan ini dari mobilitas penulis yang mengharuskan
bepergian ke mana mana dan tentunya terkadang melewati jalan raya yang aspalnya
tidak begitu baik dan penulis teringat cerita yang pernah penulis dengar dari
sebuah pengajia yang penulis sendiri sudah lupa kapan dan dimana mendengarkan
cerita tersebut.
Nah mungkin langsung
saja, sesuai dengan judul di atas “lobak Berpahala” penulis akan memaparkan
ceritanya, disuatu desa ada seorang guru agama. Guru agama tersebut setiap
harinya berangkat menuju sekolahnya menggunakan angkutan desa, di perjalanan
menuju sekolah beliau sudah biasa merasakan sakitnya perjalanan yang penuh akan
lobak jadi setiap harinya jika
angkutan desa melewati lobak saat itu
pula dia beristigfar rutinitas itu di rasakannya sudah dalam beberapa tahun
sejak dia mulai mengajar di sekolah tersebut.
Dalam keadaan lainnya
kepala daerah setempat merasakan hal demikian pula ketika melewati jalan
tersebut maka beliau langsung memerintahkan untuk memperbaiki jalan tersebut,
seminggu berlalu maka langsunglah pekerjaan perbaikan jalan dimulai lobak – lobak yang dulunya pernah ada sekarang sudah tidak
ada lagi dan akhirnya keadaan jalanpun menjadi baik sekali. Sang guru agama
ketika dalam keadaan yang sama mengeluhkan perubahan jalan yang dulunya penuh
dengan lobak menjadi mulus, guru agama itupun bertanya kepada warga setempat
siapa yang memperbaiki jalan tersebut, setelah bertanya kesana kemari guru
tersebut akhirnya tau bahwa perbaikan jalan ini dikarenakan kepala daerah yang
melakukan kunjungan ke desa tersebut merasakan tidak nyaman dengan keadaan
jalan tersebut. Sang guru pun mencari informasi mengenai jadual kunjungan
kepala daerah tersebut ke desa. Maka diketahuilah minggu depan kepala daerah
tersebut akan berkunjung lagi sang guru pun berniat untuk bertemu dengan kepala
daerah, satu minggu berlalu kepala daerah pun akhirnya tiba di desa datanglah
sang guru tersebut di keramaian dengan suara lantang beliau memanggil kepala
daerah dan menyampaikan bahwa kepala daerah itu mengurangi pahala ku katanya,
bingunglah kepala daerah tersebut dikarenakan orang yang tidak dikenalnya ini
mengapa dapat mengemukakan hal demikian. maka sang guru pun menceritakan bahwa
semenjak lobak – lobak yang ada
dijalan menuju sekolah itu tidak ada lagi sang guru jadi jarang mengucapkan
istigfar karena dulunya dengan adanya lobak
tersebut sang guru terkejut dan mengucapkan istigfar dan tentunya ucapannya
tersebut diharapkan mendapatkan pahala. Semenjak jalanan menjadi mulus tanpa lobak maka pahalanya pun berkurang,
itulah yang dia keluhkan kepada kepala daerah setempat.
Mungkin itu sedikit
cerita yang dapat penulis sampaikan. Tulisan diatas sedikit banyaknya terilhami
dari cerita yang pernah penulis dengarkan di sebuah kajian. Semoga dengan adanya
cerita ini dapat sedikit menambah keimanan kita terkait pentingya bersyukur,
karena dengan adanya lobak maka kita tentunya sering mengucapkan istigfar dan
tentunya mengingat allah.
Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.